Jamaah Haji Sultra Kloter 24 Kunjungi Museum Al Amoudi yang Sajikan Peradaban Arab Zaman Dahulu

Pemprov234 Dilihat

MADINAH, LINKSULTRA.COM – Para jamaah haji Indonesia asal Provinsi Sulawesi Tenggara khususnya kloter 24, kini tengah bersiap menantikan jadwal keberangkatan pulang ke tanah air sembari menunaikan sejumlah agenda favorit yang juga menjadi agenda para jamaah haji dan umroh lainnya, salah satunya yakni berkunjung ke Museum Al Amoudi.

 

Sekretaris Daerah Provinsi Sultra yang juga Petugas Haji Daerah (PHD), Drs Asrun Lio MHum PhD, Minggu (16/07/23) mengatakan, setelah melaksanakan rukun hingga wajib haji dan umroh, para jamaah haji kloter 24 memanfaatkan waktu untuk berkunjung ke sejumlah tempat, yang tentu lokasinya cukup dekat dari penginapan. Sejumlah tempat bersejarah yang dikunjungi tersebut diantaranya, Syuhada Uhud, Masjid Quba, Masjid Qiblatain, Al-Khandaq, Kebun Kurma, dan Museum Al Amoudi.

 

“Banyak tempat destinasi wisata religi yang terkenal di Arab Saudi, salah satunya yakni Museum Al Amoudi, dimana museum ini menyajikan banyak informasi tentang sejarah beradaban Arab sejak zaman dahulu bahkan hingga kini,” ucap akademisi asal Bombana Moronene ini.

 

Jenderal ASN Provinsi Sultra ini menerangkan, saat tiba di depan museum yang nampak seperti benteng, dimana bangunannnya pun terbuat dari campuran lumpur dan jerami, ditambah lagi pemandangan sekeliling hanya terdapat gurun pasir, membawa kesan kuat bagi para pengunjung seperti berada di Arab zaman dahulu.

 

“Saat berada di dalam museum, kita akan mendapatkan banyak informasi tentang peradaban Arab zaman dahulu hingga kini. Baik itu melalui foto hingga properti. Para pengunjung pun boleh mengenakan untuk sekedar berfoto, seperti pakaian perang hingga peralatannya,” ucapnya lagi.

 

Dia melanjutkan, selain itu ada juga peralatan hidup sehari-hari masyarakat Arab zaman dulu, diantaranya batu untuk membangun, alat memasak, sumur, pernak pernik, tempat tidur, tempat duduk, hingga toko. Tak kalah menarik, terdapat foto tiga dimensi Hajar Aswad sehingga yang rindu tak melihat secara langsung hajar aswad maka bisa mengobati dengan melihat foto tiga dimensi tersebut.

 

 

“Dengan mengunjungi museum ini, kita juga bisa melihat bagaimana kondisi Makkah zaman dahulu hingga saat ini, yang disajikan melalui rangkaian gambar, dimana salah satunya Sai dilakukan pada wilayah umum di tanah berdebu. Para pengunjung juga banyak meminati berfoto berpakaian ala suku Badui, raja-raja, bahkan ala tentara Arab. Foto sejumlah raja-raja Arab pun ditampilkan di museum ini,” ucapnya lagi. (Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *