KENDARI, LINKSUKTRA.COM – Pembangunan patung Pahlawan Nasional Oputa Yi Koo atau Sultan Himayatuddin Muhammad Saidi di Kotamara, Kota Baubau, oleh Dinas Cipta Karya Bina Kontruksi dan Tata Ruang Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) melalui pihak ketiga telah selesai atau rampung 100 persen dibangun.
Bangunan megah dengan tinggi 23 meter itu kini menjadi salah satu ikonik baru di Kota Baubau yang mengundang perhatian banyak masyarakat untuk datang melihat dan mengabadikannya melalui telepon genggam masing-masing.
Dibangun di atas area bibir pantai seluas 8.897 meter kubik, proses pembangunan patung ini memakan waktu yang cukup lama, dimulai sejak September 2022 yang peletakkan batu pertama dilakukan oleh Gubernur Alimazi waktu itu. Kini sudah selesai dan bisa dilihat langsung kemegahannya.
Kepala Dinas Cipta Karya Bina Kontruksi dan Tata Ruang Provinsi Sultra, Martin Effendi Patulak, mengatakan bahwa proses pembangunan patung Pahlawan Oputa Yi Koo yang tingginya 23 meter ini sudah rampung 100 persen dan sudah selesai tahap finishing, juga sudah dapat dinikmati oleh masyarakat setempat.
“Sementara saat ini sedang proses tahap finishing bangunan bagian bawahnya yaitu museum, kita upayakan bulan ini bangunan itu juga sudah selesai, dan akan kita laporkan ke pimpinan (gubernur,red) progresnya,” katanya, saat diwawancarai di ruang kerjanya, Kamis (18/7/2024).
Nantinya, gedung bagian bawah patung itu akan dikelola dan difungsikan sebagai pusat informasi mengenai sejarah dan perjuangan Sultan Himayatuddin Muhammad Saidi sebagai pahlawan nasional.
Marten Effendi bilang dengan selesainya proses pembangunannya, saat ini sudah banyak warga atau masyarakat setempat maupun sekitar yang datang berkunjung di tempat itu untuk sekedar melihat-lihat, sebagai tempat wisata baru bahkan tidak jarang mengabadikan gedung monumental itu. Untuk itu, ia berharap agar masyarakat tetap menjaga kebersihan fasilitas yang telah dibangun itu.
“Kami tidak melarang masyarakat untuk datang ke sana, karena di sana bisa menjadi tempat wisata baru, area rekreasi, dan lokasi untuk foto dokumentasi wisata, tapi kami harap kebersihannya tetap di jaga, jangan buang sampah sembarangan dan tidak mengotori area yang sudah kita bangun. Dengan menjaga kebersihan dan tidak mengotori wilayah itu maka pemeliharaannya dan kondisi bangunan akan terjaga,” pintanya.
Selain menjadi monumen memperingati jasa pahlawan nasional dari Sultra, patung ini juga diharapkan dapat menjadi sarana pendidikan bagi masyarakat untuk lebih mengenal sejarah dan pahlawan mereka.
“Kita sekarang banyak monumen semacam itu selain sebagai bahan pelajaran untuk semua orang tetapi juga untuk mengetahui pahlawan kita yang memang selama ini belum banyak dikenal. Dengan adanya pembangunan patung ini, bisa dinikmati oleh masyarakat dan bisa juga di-upload di media sosial, maka otomatis seluruh Indonesia akan kenal siapa itu pahlawan nasional dari Sultra,” tutur Effendi.
Lebih lanjut, Effendi menyebutkan beberapa patung pahlawan nasional yang sudah dikenal luas saat ini seperti Patung Jenderal Sudirman, Soekarno, dan Sultan Hasanuddin. Dengan tetap menjaga kebersihan dan keindahan bangunan, ke depan patung Oputa Yi Koo juga akan dikenal luas.
“Kita tahu ada patung Sudirman, ada Soekarno, patung Sultan Hasanuddin. Sehingga layak kita bangun itu dan kita syukuri ini bisa selesai,” terangnya.
Ia menyampaikan bahwa pengelolaan patung dan museum tersebut nantinya akan diserahkan kepada Dinas Pariwisata Provinsi Sultra. Nantinya apakah akan ada PAD daerah, masih akan dirumuskan secara bersama-sama.
“Bangunan ini jadi aset Provinsi Sultra dan pengelolaannya nanti akan kita serahkan ke Dinas Pariwisata Provinsi atau melalui UPTD,” tutupnya.
Laporan: Rul R.