Ekonomi Sultra Tumbuh 5,40%, Pj Gubernur: Alhamdulillah, Perkuat Sektor Riil!

KENDARI, LINKSULTRA.COM – Perekonomian Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) tumbuh 5,40% pada tahun 2024, meningkat dibanding tahun sebelumnya yang sebesar 5,35%. Data ini berdasarkan rilis Badan Pusat Statistik (BPS) Sultra terkait pertumbuhan ekonomi Triwulan IV-2024, yang diumumkan pada Rabu (5/2/2025).

Plt. Kepala BPS Sultra, Suriati Toar, menyampaikan bahwa angka pertumbuhan ini menunjukkan stabilitas dan daya tahan ekonomi Sultra di tengah dinamika ekonomi nasional dan global.

“Angka ini mengindikasikan perekonomian Sultra tetap terjaga dan terus berkembang berkat kontribusi berbagai sektor usaha,” ujar Suriati.

Pertumbuhan Ekonomi Berdasarkan Lapangan Usaha

Secara tahunan, ekonomi Sultra tumbuh 5,40%, dengan beberapa sektor usaha mencatatkan kenaikan signifikan:

1. Industri pengolahan tumbuh 12,98%.

2. Administrasi pemerintahan, pertahanan, dan jaminan sosial wajib naik 11,98%.

3. Informasi dan komunikasi meningkat 7,81%.

Secara struktural, perekonomian Sultra masih didominasi oleh lima sektor utama, yang menyumbang 78,69% dari total Produk Domestik Regional Bruto (PDRB):

1. Pertanian, kehutanan, dan perikanan – 23,48%.

2. Pertambangan dan penggalian – 21,13%.

3. Perdagangan serta reparasi mobil dan sepeda motor – 12,53%.

4. Konstruksi – 12,15%.

5. Industri pengolahan – 9,40%.

Pj Gubernur Sultra: Perkuat Sektor Riil untuk Pertumbuhan Berkelanjutan

Menanggapi laporan BPS, Pj Gubernur Sultra, Andap Budhi Revianto, menyampaikan rasa syukur atas pertumbuhan ekonomi yang positif.

“Alhamdulillah, tren pertumbuhan ini menunjukkan bahwa perekonomian Sultra terus bergerak ke arah yang lebih baik,” ujar Andap.

Namun, ia menekankan bahwa ke depan, penguatan sektor riil seperti pertanian, perikanan, perkebunan, dan pariwisata perlu lebih didorong agar pertumbuhan ekonomi tidak hanya bertumpu pada pertambangan dan penggalian.

“Pemerintah Provinsi berkomitmen mendorong pertumbuhan ekonomi dari berbagai sektor, khususnya yang berbasis sumber daya lokal, seperti pertanian dan UMKM, sehingga Sultra memiliki ekonomi yang lebih berkelanjutan,” tegasnya.

Salah satu fokus utama adalah penguatan sektor pertanian melalui industrialisasi produk lokal dan pemberdayaan petani. Menurut Andap, untuk mewujudkan swasembada pangan berkelanjutan, Sultra perlu membangun sistem pangan yang tangguh agar tidak bergantung pada pasokan dari luar daerah.

“Penting bagi kita untuk memastikan petani mendapat pendampingan yang optimal, baik dalam peningkatan produksi, keamanan pangan, hingga akses pasar. Dinas terkait harus lebih intens dalam mendukung petani di tingkat provinsi, kabupaten, dan kota,” jelasnya.

Selain itu, Andap menekankan pentingnya hilirisasi produk pertanian agar hasil panen tidak hanya dijual dalam bentuk bahan mentah, tetapi diolah menjadi produk bernilai tambah yang bisa menggerakkan industri kecil dan menengah di daerah.

“Pemberdayaan ‘Kelompok Tani’ juga perlu ditingkatkan dengan pelatihan, pembuatan pupuk organik, serta edukasi integrated farming. Dengan begitu, kita tidak hanya memperkuat ketahanan pangan tetapi juga mendorong pertumbuhan UMKM berbasis pertanian,” pungkasnya.

 

Laporan: Rul R.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *