KENDARI, LINKSULTRA.COM – Dalam catatannya, Pj Gubernur Sultra, Andap Budhi Revianto menulis tentang makna Hari Pahlawan 10 November.
Menurutnya, predikat Pahlawan tak sekadar menggambarkan pengorbanan dan persembahan jasa orang menerima gelar itu, namun sifat dan sikap yang dimiliki patut diteladani. Para Pahlawan akan memberikan inspirasi bagi kita untuk bekerja, berkarya, dan mengabdi agar bisa dikenang di masa mendatang.
Kilas balik momentum Hari Besar Nasional bertajuk Hari Pahlawan bermula dari peristiwa 10 Nopember 1945. Pertempuran sengit antara Tentara Indonesia melawan pasukan Inggris di Surabaya. Tak sedikit Pahlawan kusuma bangsa yang gugur dalam mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia. Pertempuran ini menjadi simbol nasional perlawanan terhadap kolonialisme.
“Predikat Pahlawan juga disematkan pada para Pejuang Kemerdekaan melawan penjajah. Mereka patut kita jadikan teladan. Tanpa pamrih berjuang mengorbankan jiwa dan raga demi kemerdekaan kita yang hidup di era ini,” tulisnya.
“Lalu, masih adakah Pahlawan di era modern ini? Tentu saja. Kita semua selaku generasi penerus bisa mendapatkan predikat Pahlawan. Dengan itikad yang kokoh, kita bekerja, berkarya, mengabdi membangun bangsa dan negara akan membuat kita dikenang sebagai Pahlawan bangsa. Tentunya harus dibarengi sikap dan perilaku akhlak yang mulia,” tambah Andap.
Momentum 10 Nopember diperingati sebagai Hari Pahlawan Nasional harus menjadi spirit bagi kita untuk menjadi Pahlawan penerus bangsa.
Tahun 2024, Hari Pahlawan mengusung tema: “Teladani Pahlawanmu, Cintai Negerimu”. Tema ini mengandung makna yang dalam.
*”Teladani Pahlawanmu”* dapat diartikan bahwa semua olah pikiran dan perbuatan harus senantiasa diilhami oleh semangat kepahlawanan.
*”Cintai Negerimu”* dapat dimaknai bahwa apapun bentuk pengabdian kita, harus memberikan sumbangsih yang berarti bagi kemajuan bangsa Indonesia.
“Sikap dan sifat para Pahlawan yang patut diteladani yakni Semangat nasionalisme dan patriotisme; Cinta tanah air; Rela berkorban; Berani; Membela kebenaran dan keadilan; Berjiwa besar; Tanggung jawab; Pantang menyerah; Jujur; Tenggang rasa dan saling menghargai,” urainya
“Kita dapat menghargai jasa Pahlawan dengan beragam cara. Memupuk rasa cinta tanah air sejak dini. Mengenal dan memahami sejarah perjuangan para pahlawan. Mencintai dan menggunakan produk dalam negeri. Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar dan berbagai perilaku positif lainnya. Selamat memperingati Hari Pahlawan 10 Nopember 2024,” tukas Andap.
Sementara itu, Sekda Sultra, Asrun Lio merincikan sejarah panjang perjuangan Indonesia tak lepas dari pengorbanan para pahlawan yang gagah berani mempertaruhkan jiwa dan raganya demi kemerdekaan. Salah satu peristiwa heroik yang dikenang adalah pertempuran pada 10 November 1945 di Surabaya, di mana Tentara Nasional Indonesia berhadapan dengan pasukan Inggris yang menduduki tanah air.
Pertempuran ini menjadi tonggak sejarah dan simbol perlawanan bangsa terhadap kolonialisme. Sebagai bentuk penghormatan, bangsa Indonesia menetapkan 10 November sebagai Hari Pahlawan untuk mengenang jasa dan pengorbanan para pejuang.
Pada peringatan Hari Pahlawan tahun 2024, tema yang diusung adalah “Teladani Pahlawanmu, Cintai Negerimu.” Tema ini mengandung makna mendalam tentang bagaimana masyarakat di era modern dapat meneruskan semangat perjuangan dengan bentuk pengabdian yang nyata bagi bangsa. Dalam upacara peringatan yang digelar di Kendari, Sekretaris Daerah (Sekda) Sulawesi Tenggara (Sultra), Asrun Lio, menyampaikan pesan penting bagi seluruh masyarakat Sultra untuk menjadikan Hari Pahlawan sebagai momen refleksi, sekaligus menginspirasi tindakan nyata dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam kesempatan tersebut, Asrun Lio menjelaskan bahwa tema “Teladani Pahlawanmu” mengajak setiap orang untuk terus menghidupkan semangat juang dalam berbagai aspek kehidupan. Menurutnya, para pahlawan tidak hanya mengajarkan tentang keberanian, tetapi juga tentang ketulusan dalam mengabdi untuk kebaikan bersama.
“Teladani Pahlawanmu dapat diartikan sebagai ajakan untuk menjadikan semangat para pahlawan sebagai inspirasi. Setiap pemikiran dan tindakan kita seharusnya selalu diilhami oleh sikap kepahlawanan, yaitu keberanian, ketulusan, dan kejujuran. Dalam konteks ini, kita diajak untuk bertindak berdasarkan prinsip-prinsip yang luhur demi kemajuan bersama,” kata Asrun Lio.
Sementara itu, makna dari “Cintai Negerimu” menurut Asrun Lio adalah wujud pengabdian tanpa pamrih kepada bangsa dan negara. Dia menegaskan bahwa setiap pengorbanan dan kontribusi yang diberikan, sekecil apa pun, akan sangat berarti bagi Indonesia.
“Cinta kepada negara ini harus diwujudkan dalam bentuk pengabdian dan sumbangsih yang nyata. Apa pun peran kita, baik sebagai pegawai, petani, nelayan, atau pengusaha, semua bisa berkontribusi untuk kemajuan bangsa. Inilah makna dari mencintai negeri kita,” tambahnya.
Dalam peringatan tersebut, Asrun Lio juga menekankan pentingnya peran generasi muda sebagai penerus bangsa. Dia berharap, para pemuda di Sultra dapat menjadikan peringatan Hari Pahlawan sebagai sumber motivasi untuk terus belajar, berkarya, dan memberikan yang terbaik bagi daerah dan bangsa. Menurutnya, semangat kepahlawanan perlu diwariskan kepada generasi muda agar mereka menjadi sosok yang tidak hanya cerdas, tetapi juga memiliki karakter yang tangguh dan berintegritas.
“Generasi muda kita adalah pilar masa depan. Dengan ketangguhan dan kecintaan mereka kepada bangsa, kita akan memiliki pemimpin-pemimpin masa depan yang berkualitas. Saya berharap, para pemuda Sultra dapat terus meningkatkan kemampuan dan menjadi bagian dari perubahan yang membawa Indonesia menjadi lebih maju,” jelasnya.
Asrun Lio juga mengingatkan bahwa tantangan di era modern berbeda dari masa lalu, tetapi esensi perjuangan tetap sama.
“Dulu, para pahlawan kita berjuang melawan penjajahan. Sekarang, kita berjuang melawan kebodohan, kemiskinan, dan ketimpangan sosial. Semua ini memerlukan keberanian, keteguhan, serta kolaborasi yang kuat antar generasi,” ujarnya.
Laporan : Rul R.