Sultra Rauh Enam Medali pada Ajang Pesparani Katolik Nasional III di Jakarta

Nasional232 Dilihat

JAKARTA, LINKSULTRA.COM – Kepala Biro (Karo) Kesejahteraan Rakyat (Kesra), Sekretariat Daerah (Serta) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), Iwan Susanto mengatakan, Kontingen Pesta Paduan Suara Gerejani (Pesparani) Katolik Provinsi Sulawesi Tenggara meraih satu medali emas dan enam perak dalam ajang Pesparani Katolik Nasional III yang berlangsung di Jakarta dari 27 Oktober sampai 1 November 2023.

Dirinya sebagai sangat bangga dan mengucapkan rasa syukur atas prestasi yang dicapai oleh kontingen Sultra pada ajang nasional ini.

Iwan bilang, berkat dari dukungan Pj Gubernur Sultra, Komjen Pol (P) Dr. (HC) Andap Budhi Revianto sehingga banyak medali yang disabet oleh peserta.

“Kita berhasil menumbangkan enam medali pada ajang ini berkat dukungan dari Bapak Pj Gubernur Sultra dan seluruh masyarakat. Ini luar biasa bagi kami,” kata Iwan saat dihubungi via telepon, Kamis (02/10/23).

Adapun kategori lomba yang berhasil menumbangkan medali adalah;

1. Bertutur Kitab Suci (Emas) Jeanne Audry Tanoyo

2. Paduan Suara Dewasa Campuran (Perak)

3. Paduan Suara Orang Muka Katolik (Perak)

4. Mazmur Anak (Perak)

5. Mazmur Remaja (Perak)

6. Mazmur Dewasa (Perak)

Pesan Damai

Selanjutnya Sultra juga dipilih untuk mendapatkan telur perdamaian dalam ajang ini. Sultra diwakili oleh Clarisa Agista Lagi dan diserahkan langsung oleh Ketua KWI Konferensi Waligereja Indonesia.

 

“Jadi selain prestasi lomba kita punya kontingen juga terpilih menjadi duta untuk menerima Telur Perdamaian dari Ketua KWI,” terangnya.

Pesparani Katolik Nasional III di Jakarta ditutup oleh Ketua Presidium Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) Mgr. Antonius Subianto Bunjamin, OSC. Penutupan ditandai dengan “Telur Perdamaian Elang Bondol” oleh Mgr. Antonius kepada perwakilan peserta.

 

Dalam sambutannya, Mgr. Antonius mengajak seluruh peserta untuk menjadi “Duta Bhinneka Tunggal Ika” sehingga kebersamaan dalam keberagaman sungguh menjadi sumber kedamaian di Negara Kesatuan Republik Indonesia.

“Kebersamaan dalam keberagaman bukan sekadar tema pesta kita tapi juga apa yang telah kita perkaya selama lima hari di Jakarta. Tidak sampai di sini, Pesparani merupakan momen kebersamaan dalam keberagaman yang harus dihidupi secara konkret di tempat masing-masing,” ujar Mgr. Antonius.

“Jadilah ‘Duta Bhinneka Tunggal Ika’ sehingga kebersamaan dalam keberagaman sungguh menjadi sumber kedamaian di Negara Kesatuan Republik Indonesia,” tegasnya.

Hal senada disampaikan Ketua Umum Panitia Pesparani Katolik Nasional III Sebastian Salang. Dia mengajak para peserta untuk menjadi agen pembawa damai dengan mewujudkan nilai-nilai luhur Pancasila di kampung halaman masing-masing.

“Kita semua akan kembali ke kampung halaman masing-masing. Jadilah agen yang membawa damai dan jadilah agen yang tetap menjaga Pancasila. Menjaga Pancasila sama dengan menjaga Indonesia,” ujarnya.

Ada tiga belas lomba dalam Pesparani Katolik Nasional III. Penilian dilakukan oleh 52 dewan juri yang didampingi 13 inspektur. Mereka mendapat mandat untuk melakukan penjurian terhadap semua cabang lomba yang diikuti 38 kontingen dari semua provinsi di Indonesia.

Perhelatan akbar umat Katolik ini tidak lepas dari dukungan Ditjen Bimas Katolik yang terus memberikan pelayan terbaiknya dalammeningkatkan iman umat Katolik. (ADV/***)

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *