KENDARI, LINKSULTRA.COM – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Tenggara (Sultra) melalui Dinas Sumber Daya Air (SDA) dan Bina Marga Sultra angkat bicara mengenai gerbang masuk jalan wisata Kendari-Toronipa yang kini mulai menunjukkan tanda-tanda kerusakan. Kerusakan tersebut diduga dilakukan orang tidak dikenal (OTK) hingga delampari bantu.
Kepala Dinas SDA dan Bina Marga Sultra Pahri Yamsul mengatakan, pihaknya sudah mengetahui viralnya berita mengenai gerbang di jalan wisata Kendari-Toronipa. Namun kata Pahri sejak tahun 2000 tidak lagi menggunakan kotruksi batu merah untuk beton full.
“Saya kasih contoh hampir semua gedung-gedung tinggi sekarang di kota-kota besar lainnya termasuk di kendari kalau kotruksi-konturksi begitu sudah kita tidak gunakan batu merah lagi. Contohnya di Rujab Gubernur, Kantor Gubernur itu semua kolom-kolom besar tidak ada isinya, jadi beton saja kemudian kita bungkus dengan GRC (Glass Reinforced Concrete) dia beton campuran serat kaca,” katanya saat diwawancarai, Rabu (4/9).
Dikatakan, GRC sendiri bertahan sampai 25 tahun yakni tahan api, tahan air dan mudah perawatannya. Sehingga gerbang jalan wisata Kendari-Toronipa menggunakan GRC.
“Karena kenapa ada estetika bentuk yang kita kejar, kalau kita gunakan beton atau batu merah itu tidak dapat. Pertanyaannya kenapa cepat rusak? mari kita lihat sama-sama, kami lihat sendiri kelapangan bahwa rusaknya itu bukan rusak karena alami tetapi dirusaki,” jelas Pahri.
“Boleh kita buktikan, jadi pertama kali kami masuk didalam ruangan itu banyak ada batu-batu besar kayak dilempari dan kayak dipotong dengan sengaja, kita tidak tau apa maksudnya,” tambahnya.
Sehingga pihaknya dari teknis yang bertanggungjawab terhadap pembangunan gerbang wisata Kendari-Toronipa sampai saat belum dilakukan pembayaran terhadap kontraktor pekerjaan tersebut dimana uangnya masih ada hampir Rp6 miliar sampai dilakukan perbaikan terhadap kerusakan tersebut.
“Itu kita masih tahan. Ada pertanyaan juga kenapa sampai selebar itu tidak ada isinya karena memang sengaja dikosongkan didalamnya karena fungsi dalam itu sebagai ruang maintenance. Jadi kalau rusak diatas ada tangga naik perbaiki lighting termasuk lainnya,” jelasnya.
Pahri bilang, penggunaan GRC sendiri masyarakat bisa langsung googling di gedung apa saja menggunakan itu.
“Karena kalau beton susah dibentuk, kedua kontruksinya lebih berat lagi dia sementara kita ada hitungan beratnya. Nanti akan membebani jembatan kita sehingga kolomnya digunakan baja dan finishingnya GRC,” ungkapnya.
Olehnya Pahri menyampaikan berdasarkan hasil kunjungan lapangan dan survei ada orang yang sengaja merusaki gerbang wisata Kendari-Toronipa.
“Tapi kita tidak tau siapa, tapi itu sengaja dirusaki. Ada batu-batu dipake lempar dan untuk laporan di kepolisian sementara kami jajaki sekarang kami kumpulkan dulu bukti-buktinya baru kami laporkan tentang perusakan ini,” tegasnya.
Pahri mengajak kepada seluruh masyarakat agar bersama-sama menjaga aset itu, sebab milik masyarakat bersama dan mempercantik kota kendari serta menjadi tujuan wisata.
“Sehingga orang mau berkunjung di kota kita. Contohnya di kantor gubernur, rujab gubernur dan masjid Al-Alam masih bagus karena dirawat padahal material sama. Kalau dilempari hancur itu,” tutupnya.
Laporan: Rul R.